Rabu, 01 November 2017

4 genus kodok anyar ditemui di sumatra

genus anyar
para penelaah herpetofauna sudah mendapatkan kodok tipe anyar dari sumatra. penemuan itu dijalani sehabis melaksanakan pengumpulan informasi selagi dua tahun serta setelah itu diklaim kalau ada empat tipe kodok anyar dalam penelitiannya. perolehan penemuan itu diterbitkan di buletin herpetological monographs pada bulan agustus 2017.

peneltian itu berhajat buat merevisi cerita jenis philautus (anura: rhacophoridae) yang terletak di sumatra. keunikan jenis ini enggak ada gigi vomerine. jenis philautus di sumatra terakhir kalinya diawasi pada dahulu era 20 sehingga harus dijalani pembaruan informasi.

informasi yang dipakai dalam riset itu ialah morfometri, bioakustik, informasi molekuler, serta pengurangan filogenetik. dari riset itu, empat tipe kodok dinobatkan selaku genus anyar antara lain philautus amabilis, philautus polymorphus, philautus thamyridion serta philautus ventrimaculatus.

invensi itu menaikkan daftar kodok anyar di indonesia bersama memberi cerita kalau sumatra ada kemampuan riset herpetofauna. mengenai uraian keempat genus anyar itu bakal diulas selaku selanjutnya:

1. philautus amabilis
holotipe kodok ini pertama kali ditemui ialah tipe laki-kaki yang ada di bur ni telong, kabupaten bener hidup, aceh. sementara paratipenya ditemui di gunung merapi sumatra barat serta gunung sibuatan sumatra utara. kediaman kodok ini ada pada ketinggian 1550–1636 mdpl.

kepribadian dari philautus amabilis ialah ada skala lagi bersama enggak ada benjolan (tuberkel) pada komponen kelopak mata, sendi tangan, serta pergelangan kaki, serta kaki.

pada kodok laki-kaki, genus ini enggak ada benjolan corak hitam di komponen jempol yang kebanyakan digunakan buat menggenggam awewe ketika jimak (nuptial pad) sebaliknya pada jatak awewe enggak ada benjolan besar di rostrum (ceropong).

dengan cara etimologi, amal julukan indeks genus amabilis berawal dari bahasa latin yang maksudnya anggun.

philautus amabilis

2. philautus polymophus
holotipe kodok ini ditemui di gunung patah, kabupaten maura enim, sumatera selatan pada ketinggian 2052 mdpl. ilmu bentuk kata kodok ini ialah ada skala lagi sampai besar.

genus ini ada benjolan (tuberkel) berupa runjung pada komponen kelopak mata bersama ada benjolan di komponen kaki. pada kodok laki-kaki enggak ada nuptial pad sebaliknya pada kodok awewe enggak ada benjolan di komponen ceropong (rostrum).

dengan cara etimologi, amal julukan genus polymorphus melihat pada kodok ini yang ada melimpah varietas corak serta corak, akan tetapi acapkali kodok ini ada garis lurus beragam putih pada komponen depan.
penyaluran kodok ini dijumpai di pegunungan di sumatra barat atas kediaman di ketinggian 1337 sampai 2204 mdpl.

philautus polymorphus

3. philautus thamyridion
holotipe kodok p. thamyridion ditemui di gunung pesawaran, kabupaten pesawaran, melayang di ketinggian 1055 mdpl. ciri-ciri kodok ini ada skala minim atas corak coklat. kaki jauh atas corak garis-garis hitam bersama ada benjolan di komponen kelopak mata, punggung, serta kaki.

etomologi amal julukan thamyridion berawal dari mitologi yunani antik, thamyris, biduan atas suara keras. keadaan ini lantaran walaupun kodok ini ada skala minim akan tetapi suaranya amat keras serta bersuara tinggi.

penyaluran kodok ini ditemui pegunungan sumatra komponen selatan atas ketinggian 911 sampai 1946 m di berdasarkan dasaran laut.


philautus thamyridion


4. philautus ventrimaculatus
holotipe kodok ini ditemui di gunung dempo, kabupaten batas alam, sumatera selatan di ketinggian 2433 mdpl.

genus ini kebanyakan didominasi corak hijau atas bintil-bintil hitam kasar di dasaran ventral serta nyaris lebih dari tiga jemari kaki enggak berbalut.

etomologi amal julukan ventrimaculatus yang berawal dari bahasa latin, ialah venter yang maksudnya perut serta macula yang maksudnya becak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar